Sunday, April 5, 2009

Di Balik Kampanye Parpol Yang Mengorbankan para Pelajar

Selasa, 24 Maret 2009 pak Agus selaku guru kami mengajak siswa siswi untuk ikut pentas seni yang akan dilaksanakan di Stadion Glora Bung Karno Senayan pada tanggal 28 Maret mendatang. Dalam pembicaraannya pak agus mengatkan bahwa ada 5000 orang yang akan memainkan angklung dan ratusan orang akan dtempatkan sebagai penari, paduan suara, pakaian adat dll. "Sebelum acara berlangsung pada tanggal 28 maret nanti kita akan mengikuti latihan terlebih dahulu selama 2 hari mulai hari kamis" tambahnya.

Namun kami merasa heran, setiap kali kami menanyakan atas dasar apa acara tersebut terlaksana, pak Agus selalu berpaling dan sekali jawab la mengatakan bahwa la juga tidak tahu menahu soal itu tapi yang jelas acara tersebut akan dihadiri oleh wakil presiden Jyusuf Kala. Jelas, mendengar acara tersebut akan dihadiri wakil presiden kami antusias dan langsung mengisi form yang telah disediakan oleh pak Agus dan tidak peduli untuk apa acara tersebut dilaksanakan.
Tanggal 26/hari kamis jam 6 pagi kami berkemas dari rumah masing - masing karena jam 7 kurang harus kumpul di sekolah. Kami berangkat dengan mengendarai bus dan bareng dengan siswa - siswi PKBM 26 dan PKBM Kebayoran. Sesampai disana sebelum latihan kami diberi serapan oleh panitia dan diberi angklung satu persatu.
Di bawah teriknya matahari kami berbaris dan mendengarkan ocehan panitia yang tak jelas terdengar. Setelah panitia memberikan arahan selesai kami diguyur hujan yang turun secara tiba - tiba, spontan kami berlarian naik ke atas dengan berdesak- desakan karena hanya ada satu jalan yang disediakan oleh panitia.
Setelah latihan selesai kami pun pulang dan kembali berdesak - desakan dipintu keluar. Disini banyak orang yang pinsan dan lemas karena tidak tahan. KENAPA BISA TERJADI? Spele, panitia hanya membuka satu gate dan itupun kami diperiksa satu persatu apalagi yang membawa tas. Oke, itu konsekuensi kalian para panitia tapi apakah kalian tidak lihat berapa orang yang pinsan? dan lemas karena berdesak - desakan tapi kalian malah menghadang-hadangi kami untuk keluar, dan bahkan ada oknum panitia menyiram air ke muka kami secara kasar.
Besoknya lagi kami seperti biasa, namun hari itu ada yang aneh kenapa semuanya serba kunig? dan bahkan ada beberapa bendera terpasang di atas stadion. kami pun lemas kenapa kami yang harus jadi korban mengingat kemarin banyak yang pinsan, untuk itukah mereka pinsan? ketika kami berbaris dan panitia memberi arahan, ada kata - kata yang paling kami ingat, yaitu "HIDUP GOLKAR" mendengar itu kami semua yang ada dilapangan berteriak "huuuuuuh" menunjukan ketidak relaan kami karena sebelumnya kami tidak tahu untuk apa kami kesini namun hari ini kami tahu. Untuk Partai, yah untuk itu kami berkorban tapi apa yang kami dapat?
Dalam teriknya matahari kami mau tidak mau harus mengikuti keinginan mereka disana, diatas sana dibangku para pemimpin. Dan hari ini kembali memakan korban beberapa siswi pinsan karena tidak kuatnya menahan panasnya hari.
Setelah selesai latihan kami pun kembali pulang namun hari ini lebih teratur pulangnya dan tidak memakan korban karena ketiga gate dibuka lebar oleh panitia. Ketika saya keluar saya dan beberapa teman melihat ada seorang siswa pinsan tapi tidak ada penanganan dari pihak panitia mungkin karena lokasi agak jauh dari stadion jadi pihak panitia tidak tahu menahu.
Ada beberapa (mungkin semuanya) siswa – siswi berbisik pelan mengatakan bahwa mereka tidak akan kembali lagi karena kecewa tidak diberitahu sebelumnya untuk apa mereka datang kesini.
Hari ini Sabtu tgl 28 maret, dimana hari ini acara akan berlangsung. Dari rumah kami berangkat pukul 10 karena acara akan mulai agak sore. Setelah sampai disana kami dibagikan kaos dan sepatu yang di cat berwarna kuning (padahal warna aslinya hitam). Sepatu ini berbahan karet keras yang biasa dipakai kesawah oleh para petani (ga tau namana apa) dan banyak yang tidak ada talinya sehingga ada banyak siswa - siswi memakainya tanpa tali bahkan tanpa kaos kaki dan membuat kaki mereka terluka keperihan. Sebelum acara dimulai kami diberi makan siang namun kami merasa tersiksa ketika kami berebutan air dan bahkan ada teman kami yang tidak minum setelah makan, hal tersebut membuat guru kami jengkel dan mencari air minum namun tetap saja air tersebut tidak mencukupi karena mengingat panasnya matahari.
Setelah semua siswa/i selesai makan siang kami dipanggil kelapangan dan harus berlari mengambil barisan sesuai dengan not angklung yang di pegang. Di sela-sela acara bapak JK memberikan orasinya dengan sedikit tersendat-sendat (gagap) dan dibarengi dengan tepuk tangan ribuan simpatisan. Ada yang aneh ketika bapak JK memberika orasi, kala itu ketika bapak JK naik ke podium sebagian simpatisan berhamburan keluar meninggalkan tempat duduk mereka.
Acara berlangsung dengan sukses dan kami pun di anggap selesai dalam mengisi acara tersebut. Dalam kelelahan kami, kami menyempatkan diri untuk menonton Band - band yang di suguhkan oleh panitia, setelah itu kami langsung pulang. Sesampai di sekolah rombongan kami dari 27 menanyakan apakah ada imbalan dari pensi tersebut. Jawabannya ada namun itu bukan imbalan melainkan hanya uang tranposrt saja dan kebetulan ada sisanya.
Selang 2 hari saya dapet sms dari teman yang isinya ada berita yang menyatakan bahwa ada siswa yang protes karena tidak mendapatkan apa - apa dari pihak panitia penyelenggara dan akhirnya diberi Rp. 100.000 oleh panitia. Tapi kami dapet apa?


0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More